Selasa, 18 November 2008

INDUSTRI GULA

Yogyakarta, 13 Agustus 2007

Dalam industri gula dapat dibuat dari bahan-bahan baku: tebu, beet, aren, pati dan stevia. Di indonesia kebanyakan pabrik gula memakai bahan baku tebu, karena tebu paling cocok ditanam di daerah tropis.


Senyawa yang terkandung dalam tebu adalah:

- Sukrosa

- Glukosa, Fruktosa

- Asam organik antara lain: asam Formiat, Oksalat dan Succinat

- Ampas tebu: Selulose, Lignin, Pectin, Senyawa Nitrogen dan Lilin.


PROSES PENGAMBILAN NIRA


  • Tebu ditimbang, dipotong-potong dengan pisau potong (Carier Knife): 10 - 15cm, selanjutnya di Umpankan ke roll giling I.

  • Dipakai 4 roll giling yang dipasang seri, ampas dari roll I masuk ke roll giling II dan seterusnya sampai roll giling IV.


Hasil nira diambil dari roll giling I dan roll giling II, sedangkan hasil nira roll giling III masuk ke roll giling IV. Hasil nira dari roll giling IV di satukan dengan nira roll giling I dan II, dan menuju ke Proses Pemanasan Nira.


PROSES PEMANASAN NIRA


Tujuannya untuk membunuh mikrobia, mengendapkan/menggumpalkan protein, menghindari terjadinya gula infersi, mencapai suhu yang optimum untuk tahapan proses berikutnya. Pemanasan dilakukan dalam HE dengan steam hingga suhunya mencapai 70-80 derajat celcius. Setelah melalui Proses Pemanasan Nira, Nira masuk ke Proses Devikasi dan Sulvitasi Nira.


PROSES DEVIKASI DAN SULVITASI NIRA


Devikasi dilakukan dengan penambahan air kapur dalam devikator (berupa tangki berpengaduk).

Tujuan Devikasi:

- Menaikan pH hingga 9 - 9,4 (dicek dengan kertas pH, indikator)

- Mengendapkan kotoran sebagai garam calsium

- Membantu proses sulvitasi


Sedangkan sulvitasi dilakukan dalam tangki sulvitasi dengan pengaliran gas SO2 (dari pembakaran belerang).

Tujuan Sulvitasi yaitu: memucatkan / memutihkan nira. Nira akan dipanaskan lagi, melalui Proses Pemanasan II.


PROSES PEMANASAN NIRA II


Tujuannya untuk membunuh mikrobia yang masih hidup, mempercepat proses pengendapan, menyempurnakan proses sulvitasi, mengeluarkan sisa gas SO2,O2 dan lainya.


Gambar:



Yogyakarta, 13 Agustus 2007Nira dan Flask Tank dimasukan dari atas Clarifier, dengan adanya sekat-sekat dapat memisahkan nira dengan kotoran. Nira jernih selanjutnya dikirim ke Proses Penguapan/ Pemekatan sedangkan kotoran disaring dalam Penyaringan Nira Kotor.


PENYARINGAN NIRA KOTOR


Tujuanya untuk memisahkan nira dari kotoran yang terkandung di dalamnya. Penyaringan dilakukan dengan alat Rotari Vacum Filter/ Washing Vacum Filter (VWV), berupa drum berdinding filter, dilengkapi dengan tali-tali dan pompa vacuum pada as drum untuk menghisap ruang drum agar hampa.


Gambar:



Yogyakarta, 13 Agustus 2007Keterangan:
  1. Drum direndam dalam bak yang berisi nira kotor, dengan adanya penghampaan ruang drum maka kotoran akan terhisap dan menempel pada tali-tali yang dipasang sepanjang drum.

  2. Dengan adanya putaran drum dan tali, maka kotoran akan terbawa oleh putaran tali.

  3. Dengan cara tersebut dihasilkan nira tapis/ jernih dan kotoran (Blontong).


PROSES PENGUAPAN / PEMEKATAN NIRA


Tujuanya untuk menguapkan air didalam nira jenih sehingga dihasilkan nira pekat. Pemekatan nira dilakukan dengan alat penguap (Evaporator) yang berjumlah 4 dan dipasang seri.


Gambar:


Yogyakarta, 13 Agustus 2007Keterangan:
  1. Mulai dari evap I, Nira dipanaskan dengan steam lewat pipa bentuk spiral hingga evap IV hasilnya berupa nira kental.

  2. Uap dari evap I, II, III setelah diembunkan, dimanfaatkan untuk umpan ketel uap, sedangkan uap dari evap IV setelah diembunkan dimanfaatkan untuk air imbibisi pada penggilingan tebu roll giling IV.


PROSES SULVITASI NIRA KENTAL


Tujuanya untuk memucatkan / memutihkan nira kental yang berwarna coklat. Sulvitasi dilakukan dengan pengaliran das SO2 pada tangki Sulvitasi hingga pH 5,4 – 5,6 sehingga dihasilkan nira kental pucat, nira ini selanjutnya dikirim ke proses kristalisasi.

PROSES KRISTALISASI


Tujuanya untuk mengubah nira kental menjadi Kristal gula yang mempunyai ukuran tertentu dan bentuknya teratur / uniform. Kristalisasi pada pabrik gula ada 3 tingkat masakan, yaitu A, B dan D yang disebut: Three Boiling System.


Gambar:


Yogyakarta, 13 Agustus 2007Keterangan:
  1. Pan Masakan A

Bila nira kental dipanaskan secara terus-menerus dengan cara pendidihan, maka sucrose yang semula terlarut akan timbul sebagai kristal. Kristal-kristal sucrose ini makin lama makin besar karena ada molekul lain yang menempel pada Kristal yang mula-mula timbul.

Nira pekat yang belum / tidak mengkristal dan merupakan suatu massa yang pekat disebut stroop. Dari Pan masakan A dipisahkan dalam stasion pemisah atau atau putaran dihasilkan gula A dan Stroop A.


  1. Pan Masakan B

Disini diumpamakan Stroop A dipekatkan lagi sehingga menghasilkan Kristal gula dan Stroop. Setelah dipisahkan dalm putaran gula B dan Strop B selanjutnya diumpankan ke Pan masakan D.


  1. Pan Masakan D

Stroop B yang masihmengandung sucrose cukup tinggi dipanaskan lagi dalam Pan masakan D sehingga terbentuk kristal, setelah dipisahkan dengan putaran dihasilkan gula D dan Stroop D.

Gula D tidak diambil karena lembut / kecil tidak diambil sebagai hasil / produk, tetapi dipakai sebagai bibit kristal (einwurf) pada Pan masakan A dan B dengan tujuan untuk mempercepat pembesaran kristal sucrose.

Sedangkan Stroop D tidak dikristalkan lagi karena kadar sukrosenya rendah dan banyak kandungan zat bukan gula yang dapat mengganggu kristalisasi.


  1. Pemisahan Kristal

Alat pemisah kristal silinder yang dilapisi dengan filter kemudian diputar dengan kecepatan tinggi, stroop yang berada diantara Kristal akan terlempar keluar, sedangkan kristalnya tertahan pada filter karena lubang filter lebih kecil dari diameter kristal. Dari Pan masakan A dan B setelah diputar dihasilkan gula A dan B. Gula A dan B dicampur dalam mixer dengan pengencer air dan dilakukan pemisahan ke 2 (highgrage centrifugal).

Dari pemisahan tersebut dihasilkan Gula AB dinamakan Gula SHS (Sugar High Sucrose) yang diambil sebagai produk.

Dari Pan masakan D setelah didinginkan dan di pisahkan dan diputar dihasilkan gula D1 (sebagai Einwurf) dan stroop D dinamakan Tetes / Malase, dipakai untuk bahan baku pembuatan Spirtus dan Bumbu Masak.